Kalo
untuk pemilihan judul sich, aku akui ini
adalah “Plagiat” dari sebuah judul lagu yang lagi aku sukai banget. Biarpun ini
dari korea tapi maknanya itu mendunia hehehehe.
Terbesit dari sebuaha cerita yang nyata, yang bisa dipastikan kebenarannya,
tentang seseorang yang berjiwa professional, dan apa ya kita menyebutnya????
Emm,,, anggap saja seseorang itu sangat
bijksana, mmapu menyingkirkan perasaan pribadinya untuk melihat seorang bahagia
dan atas jiwa profesional nya yang tidak ada hubungan dengan masalah
perasaannya. Mungkin aku tidak melihat secara langsung, tapi cerita ini legal
kok, dari sumber terpercaya dan sudah ijin pastinya pada yang memiliki. Mungkin
tidak melihat langsung bagaimana kejadiannya, tapi yang jelas disini ada hal menarik
bukan untuk disimak tapi lebih kepada untuk diambil hikmah dalam ceritanya.
Menurut
cerita dia adalah seorang laki-laki yang bekerja sama dengan si perempuan, dari
membangun semua dari nol sampai apa yang dilakukannya sukses. Waktu awal
kerjasama si laki-laki (Anggap saja dia ADI) sudah mengetahui bahwa si
perempuan (Anggap saja dia Mei) telah memiliki pacar, seusia Adi. Tapi
tetap saja batasan sebagai kakak adik saja yang menjadikan dia seperti “OK,
semua baik-baik saja, kita adalah kakak adik”, jadi kedekatan mereka hanya
sebatas kakak adik. Mungkin karena terbiasa bersama satu sama lain, mereka
sering dipekerjakan bersama. Entah karena apa, nampun mungkin pengaruh omongan banyak
orang yang mengatakan mereka pacaran, atau apalah yang membuat pacar si Mei
memutuskan hubungan. Ok, Hubungan yang gak bisa dipertahankan, mana mungkin
dapat dipertahankan (maksudnya????). Setelah putus itu tidak perlu
menunggu waktu lama Mei kembali menemukan kekasih barunya, sekitar 6 bulan
bersama, mereka harus mengakhirinya juga, kerena Mei merasa tak cocok lebih
dalam. ( Yang sedikit menyakitkan, ternyata 2 Mantan Mei ini, si Adi kenal hlo,
bahkan akrab abis, dan kalo lagi istirahat si Adi sering nemenin mereka berdua
ngobrol, berasa jadi obat nyamuk gak sich tu Adi).
Setelah
putus, Mei cukup lama menjomblo. Selama Mei dalam posisi jomblo, otomatis
hubungan Mei dan Adi sebagai kakak adik semakin dekat. Waktu kerja mereka
hampir setiap hari bersama, istilah kata, dari berangkat samapai pulang cuma 3
jam mereka gak bersama. Selama kesendirian mereka masing-masing, mereka
layaknya pasangan baru, bagaimana tidak mereka selalu menyempatkan untuk
ngambil gambar satu sama lain, mereka merasa dunia milik sendiri gitu, Tu photo
di aploud-aploud gitu, tanpa sensor atau tanpa edit-an dan seperti bukan kakak
adik semata. Senyum satu sama lain, melakukan hal menarik lain (Always bersama).
Kalo orang awam mungkin menyikapi seperti ini “Mungkin tu Mei putus gara-gara
si pacar cemburu liat kedekatan mereka”. Tapi bodo amat itulah mereka yang
selalu cocok dengan kegiatan mereka. Hampir 5 Bulan mereka bertahan dengan
kesendirinnya. Kalo di total hampir 1 tahun mereka bersama dalam waktu, bohong
kalo salah satu diantara mereka tidak memiliki rasa pada yang lain, bagiamana
tidak (aku aja yang Cuma beberapa bulan bisa suka ma orang gara-gara duduk
bersebelahan) apalagi mereka yang hampir setiap hari harus bertatap muka 12
jam. Tapi entah apa yang dipikirkan satu sama lain, mereka tak segera jujur
tentang perasaanya, tiap ditanya Cuma bilang “ Kita tu dah kayak Kakak Adik,
jadi gak usah berlebihan lah”. Tapi sorot mata mereka itu, ciri-ciri orang yang
lagi jatuh cinta itu bisa ditebak kali mbak, mas…….
Setelah
bersama, ada seorang, bisa dikatakan pegawai baru disitu, mungkin justru dia jarang
bersama dengan Mei atau Adi, karena penempatan lokasi kerjapun mereka berbeda,
tapi mungkin karena si cowok ini /(Anggap aja Tomi) lebih berani ngomong
yang juur dan pendekatanya pun tanpa ada rasa malu-malu, bisa dikatakan dialah
yang memenangkan hati Mei. Ya, setelah kebersamaan mereka di berapa tempat
dipergoki rekan yang lain, mereka akhirnya membicarakan hal yang sebenarnya
tentang mereka yang uda pacaran.
Anggap
cerita tentang Mei ini selesai, sekarang bagaimana nasib Adi???????
Dia
adalah orang yang sangat menghargai hati orang terdekatnya. Dia tegar sekali,
jujur saja Adi pernah menyatakan “Ada kemungkinan aku tertarik pada Mei, Siapa
juga yang gak tertarik sama Mei, dia anak baik, cantik, pokoknya rata-rata laki
yang normal pasti suka deh sama Mei”. Benar aja, banyak hal mereka lakukan
berdua dan jam mereka selalu bersama wajar jika anggapan yang ia utarakan jadi
kenyataan. Seperti pepatah jawa bilang “Tresno jalaran soko Kulino”. Mungkin diantara
mereka berdua Adi lah yang menyimpan rasa, anggap saja Mei hanya menganggap
sebagai kakak adik. Tapi tetap saja, dalam setiap kerjasama tanpa didasari rasa
cocok satu sama lain mana mungkin mereka bisa memenangkan hati banyak orang
dengan kerja mereka yang bagus. Tapi apa daya Jika benar Adi memang suka, pasti
rasanya dia ingin keluar dari pekerjaannya dan menjalani hidup jadi orang biasa
yang tak lagi melihat Mei, jelas itu lebih baik daripada musti bekerja sama dan
melihat Mei tiap hari dengan kekasih barunya.
Tapi
Adi adalah orang yang bijaksana, nyatanya di beberapa kesempatan dia selalu
tegar melihat Mei dan Tomi bersama. Satu kesempatan, mereka bertiga duduk
disanduingkan saat ada acara kumpul bersama, tepatnya ulangtahun Mei, kalo boleh
dikatakan potongan kue pertama diberikan pada Adi, entah pa maksudnya hanya
untuk mengambangkan hati Adi dan Tomi, menyenagkan hati para sahabat yang tentu
lebih condong jika Mei bersama Adi, potongan kue itu untuk seseorang yang uda
dianggap sebagai kakak, atau Mei sebenarnya suka dan berharap dengan kue itu
Adi mau menyatakan perasaanya. Entahlah itu yang terjadi, Tetap saja Adi selalu
berusaha tersenyum, menjalani pekerjaan layaknya mereka tetap rekan kerja yang
sama sekali tidak ada perasaan satu sama lain. Tapi mana mungkin hati itu tidak
terluka, biasanya jika istirahat Mei dan Adi selalu bersama membicarakan
hal-hal yang mereka sendiri juga yang tahu, kini Adi mungkin memilih sendiri
dan bersenda gurau dengan kawan yang lain, ya ketimbang musti istirahat
diseberang orang yang lagi kasmaran, Cuma jadi obat nyamuk, atau jadi orang
mlongo yang Cuma bisa liat mereka mesra. Itu pilihan.
Contoh
kebijakan yang sangat sempurna “ Ya, Mei cantik, Tomi juga cakep, mereka cocok
lah”. Ketika ditanya cemburu kah dia??? “ Aku, Cemburu ??? Apa sich???”, ya
silahkan mulutmu berkata seperti itu tapi mata dan cara bicara itu tidak akan
bisa berbohong tetap saja Adi seperti punya luka yang dia gak mau berbagi pada
orang lain. Dia memilih menyimpan itu sendiri, entah sampai kapan. Selalu
tersenyum, dan selalu professional. Itulah Adi dengan kesederhanaan cara
berfikirnya tentang jodoh. Dan selalu jika ia tidak bersama maka tidak
akan berjodoh, walaupun separuh waktu dihabiskan berdua.
Tugas
para sahabat yang ada di lokasi kejadian (Kayak pembunuhan aja) ya
tinggal menghibur dan menjadi saksi seberapa bertahan mereka satu sama lain.
Yang pasti jelas ini tidak akan enak untuk Adi yang mulai membiasakan diri
menerima hadirnya orang ke tiga dihubungan mereka. Terlebih lagi Mei pernah
berujar bahwasanya “Kak Adi, tu uda aku anggap sebagai kakak sendiri, aku
sering curhat tentang masalah mantan-mantan ke dia, karena aku gak ada kakak
cowok, jadinya asik-asik aja sich”. Bayangkan saja seandainya Mei habis
jalan-jalan trus dibeliin kalung atau gelang, besoknya ia cerita “ Nich kak aku
habis dibeliin kalung ma tomi, bagus ya kak”. Langsung Mak jleb gitu ye si Mei,
ya bayangkan saja apa reaksi Adi (Tu kalo bisa nangis nangis deh tu,
gulung-gulung sambil, ngrampas tu kalung dibuang ke sungai amazon, biar gak da
yang ambil, kalo ambil pun, biarin tomi yang ambil, biar digigit Anakonda.
Hahaha….. hidup bahagia deh tu Mei sama Adi
(Ini ma scenario dari ku….. hahahah otak kriminalnya masuk). Tapi
itulah yang terjadi meyakitkan itu pasti.
Cerita
diatas sebenarnya sederhana sekali, banyak kesimpulan yang bisa diambil sedikit
banyaknya :
1. Kalo
memiliki rasa suka segeralah diomongin satu sama lain. Terlebih lagi jika waktu
yang mmebuat kalian bertemu setiap waktu, barangkali saja tidak hanya kamu yang
merasakan hal itu.
2. Jodoh
itu selalu ada di tangan Tuhan, gak ada yang bisa memaksa dia datang dan pergi,
kelak kalo memang mereka pasangan yang baik maka akan bertemu dalam kesempatan
yang tidak akan di duga oleh siapapun.
3. Ya,
tetap tersenyum adalah hal yang terbaik dalam menghadapi masalah, memang tidak
akan mengembalikan masalah ke semula. Tapi setidaknya dengan tersenyum melihat
hal yang sejujurnya mengganggu perasaan kita, setidaknya beabn itu tidak
menimbulkan dendam berkepanjangan dan pasti kita siap untuk menatap masa depan.
Hidup selalu
penuh kejutan. Kisah Adi adalah kisah nyata bagaimana, perasaan itu adalah hal
yang labil, bisa berpindah sewaktu-waktu. Semoga bisa diambil sedikit hikmah di
dalamnya.
16
Mei, 2013
Sumber
: Retno Widyastika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar