Hah, akhirnya kembali menulis lagi,
setelah mampet gak ada ide. Mulanya
kisah ini niatnya gak mau ditulis, tapi tak apalah sekedar tahu dan saling
mengetahui (hah….. apa maksudnya????).
Sebuah pertemuan memang harus mau
diakhiri dengan perpisahan (tuh kan galau lagi). Walau singkat
setidaknya pertemuan selalu meninggaakan kisah dibalik layar (behind The
Scane). Sedikit, panjangnya kisah itu selalu baik bila dilupakan, tapi gak
lazim juga kalau mudah untuk dilupakan. Seperti masa sekolah, kala pertama
bertemu pasti masih pada malu-malu kucing gitu, lama-lama akrab satu sama lain,
tapi endingnya tetap saja harus terpisah kembali lantaran harus lulus dari
bangku pendidikan. (gak lulus juga gak papa, kalau mau ketemu terus) hehe….
Dan percaya atau tidak kisah selama TK, SD, SMP, SMA pasti selalu berbeda satu
dengan lainnya, yang sama ya Cuma awal ketemun aja, yaitu manakala kita masih sendiri gak ada teman,
bahasa jawanya sich unal-unul gitu disekolah.
Saat TK, masih yang gak punya malu satu
sama lain, sama anak cowok atau sebaliknya, masih gak malu buat pulang bareng
kalo belum dijemput, trus ada sungai mampir bentar deh di sungai, main air, nangkep ikan, cari belut dll (ini
curhat si penulis, ) ntar kalo uda ketahuan yang jemput diomelin “Tuh
kan, disuruh tunggu gak mau, malah main di sungai kayak gini, sama anak
laki-laki lagi, haduh, uda ayo pulang, pakek tuh bajunya” (jaman dulu
gak malu kali mandi bareng gitu, apalagi mandi di kali hehhe , coba sekarang
hahahahahaha gak usah ketawa).
Sebenarnya kalo dipikir buat apa juga nangkep ikan atau belut, paling
Cuma dapat satu atau dua ekor, namanya anak TK, buang ingus aja mungkin masih
dibantu … (ih….).
Setelah TK selalu pindah aliran (bukan
aliran sesat) yaitu ke SD, disini beda lagi, mungkin lebih agak sedikit
malu-malu sedikit paham bedanya cewek sama cowok (ya iyalah, yang cewek pake
jilbab, yang cowok masak juga pakek jilbab). Namun biasanya mulai kelas 4
sampai 6 bergaul sama cowok itu harus biar ada temen jahil gitu, Kadang cinta
pertama muncul di sini juga, disebutnya sich ‘Cinta Monyet’. Biasanya disini
kita uda butuh yang namanya teman dekat, sahabat walau belum paham betul apa
itu sahabat, yang penting bisa buat temen curhat temen jajan, bisa buat nirun
kalo ada PR belum dikerjakan, trus bisa buat komplotan kalo lagi ulangan. Kalo
di SD mungkin temen tu yang bisa diajak mampir di sungai, main jungkat-jungkit,
plorotan, temen nyanyi “Bebek Adus Kali” mereka yang disuurh jadi penari
latarnya”
Setelah SD, ini mungkin tahap sulit nomor
satu ya kalo di ilmu pendidikan sich, rintangan yang ringan menuju sedang (maksudnya
apa sich????). Disini setidaknya 50% persen dari prosentase kenakalan yang
jumlahnya 100% mulai dikenal. Mulai kenal yang namanya pacaran, minum (yang
jelas bukan minum es, atau air putih dan sekutunya), ngrokok, nongkrong,
malak anak orang dll kenalakalan yang masih dibatas wajar lah. Yang masih sama
adalah masa awal, ya masih tetap dengan malu-malu kucing, seakan uda lupa aja
kalau kayaknya uda pernah juga dulu waktu SD. Tapi di SMP seenggaknya pikiran
kita menjadi agak sedikit dewasa sedikit (sedikit banget), bagaimana
kita uda mengerti yang namanya nabung (motivasi nabung sich biasanya, buat
beli HP, kaio buat pacar dll) apapun motivasinya yang pasti setidaknya gak
buat beli BP (mainan Barbie yang unyu-unyu itu). Disini kita sedikit
bisa memilih mana teman yang baik dan yang tidak yang jelas sudah mulai
mengerti arti kata sahabat, yang dulunya Cuma diartikan sebagai teman jajan,
yang sekarang mungkin lebih ke teman yang bisa jaga rahasia, enak di ajak
sharing ya sedikit lah kesan Cuma buat komplotan dalam hal belajar hahahahaha. J
Namun, ini adalah posisi yang rentan
juga, karena biasanya seusia SMP adalah usia yang KEPO, mau tau aja hal-hal
yang gak dikenalkan oang tua. Sedikit aja salah masuk ke dalam lubang, tentu
tinggal pilih, lubang yang hanya ada tanah atau lubang yang uda buat naruh
sampah (bau, ada lalernya gitu). Salah sedikit saja jadi kenal deh tu yang
namanya rokok, pacaran dll. Biasanya mereka kenal pacaran adalah untuk sekedar
nampang menunjukkan bahwa “ Nich liat gue punya cewek, gua itu laku tau…”
tapi sedikit yang mereka tahu bahwa pacaran itu butuh hal yang bisa membawa
kita ke masa depan yang paling bagus tentunya. Saling menyemangati satu sama
lain ketika harus bertarung melawan UN pun sudah mulai terlihat.
Ok, lupakan masa anak- anak itu, ini
adalah fase terakhir dalam penyembuhan (DBD kale….). Maksudnya ini
adalah fase yang menurutku fase panjang, melelahkan, tapi penentu masa depan,
ini adalah fase terakhir kita di temani dan selalu dilindungi oleh sosok guru.
Masih sama saat awal masuk, akan terlihat berbeda saat kita bertemu dengan
mungkin orang yang lebih kasar dalam
arti kehidupannya, manakala dia sudah mengenal dunia buruk di SMP, yang belum
bisa ia tinggalkan, yang lalu dibwa di SMA, karena merasa sendiri mereka
mengajak satu sama lain, ibaratnya (ada temennya kalo lagi di keroyok orang).
Sebenarnya, masa-masa itu akan terlihat saat masuk kelas ke dua. Disana kita
uda mengenal persahabatan dengan hal yang baik serta persahabatan dengan hal
yang buruk. Disini juga menyatukan kepala yang dibawa berbeda dari masa lalu
masing-masing, yang mulanya jelek ketika disini bertemu dengan yang masa
lalunya buruk juga, maka harus ada satu atau dua orang yang berkepribadian baik
untuk setidaknya menjadi pengingat atau penasihat. Disini mereka sudah sangat
mengerti peran satu sama lain termasuk peran sosok seorang sahabat yang bukan
lagi berperan sebagai teman curhat, teman jajan, teman komplotan ulangan, dan
hal yang terpikirkan saat masa sekolah dulu. Kini sosok seorang sahabat adalah
sebagai rambu lalu lintas (kalo di jalan raya, ya penunjuk arah ke solo,
sukoharjo, klaten, jogja dll, penunjuk belok kanan- kiri, penunjuk batas
kecepatan dll). Tapi bukan itu, rambu itu adalah seseorang yang menunjukkan
kita dan pasti tidak akan membuat kita celaka, mereka kini berperan ganda, tak
lagi hanya penampung curhatan, tapi penampung air matamu, penampung peluh dll.,
mereka memperbaiki sebuah kerusakan yang uda lama tak tersentuh, mereka menjaga
agar tak lagi terulang. Mereka punya tangan yang tak dimiliki orang lain, atau
teman biasa. Tangan seorang sahabt pnya miracle didalamnya. Mereka bisa
mengajak mata ke mata, hati ke hati sehingga tak ada lagi yang namanya
penasaran pada hal-hal yang gak layak.
Namun itu adalah tergantung bebrapa hal,
bagaimana ia memandang arti sahabat sesungguhya. Saat masa ini lah betapa
pentingnya memiliki sahabat dan disini sebuah pemikiran masa depan sudah
terpikirkan, tentang dengan apa kelak dia makan, dengan siapa kelak mereka
menghabiskan masa hidup (cie….cie….cie) serta bagaimana dia bisa melawan
masa depan yang tentunya makin sulit. Lagi dan lagi peran sahabat sangatlah
penting disini. Jika dulu pikiran anak-anak sekarang mereka sedikit berpikir
tentang kedewasaan.
Memang selama sekolah kita sangat
mengenal arti sahabat, tapi sahabat sepeti apa yang layak dikenang. Jujur saja
di SD, SMP, SMA, selalu aku memiliki sahabat. Ya aq menyebutnya sebagai
sahabat. Tapi ketika masa ke masa telah berlalu kata sahabat itu apa masih ada,
ketika kita masuk bangku SMP, sahabat yang mulanya ada di SD, sekarang bukan
lagi sahabat Karena tak lagi seperti dulu, sama halnya ketika di SMA. Namun begitu
aku merasakan bagaimana sahabat yang sesungguhnya, kini sampai aku bertemu di
kehidupan selanjutnya pun mereka yang ku temui di SMA akan tetap jadi sahabat.
Mudah saja, “SAHABAT ADALAH ORANG YANG TAK PERNAH LUPA SATU SAMA LAIN, SETIAP
ADA HAL SAHABAT ADALAH ORANG YANG PASTI TAHU SUSAH SEDIH SENANG HATI KITA” .
Itu pernah aku baca dalam sebuah buku, tapi itu terlihat setelah masa sekolah
berakhir, masih tidak mereka mengecamkan satu sama lain, secara kalo uda pindah
pasti temennya juga pindah. Dan selalu ketemu lingkungan baru selalu menyebut
“KAMU SAHABAT KU”. Setelah itu alasan waktu lah yang tak lagi bisa menyambung
kata “Sahabat” itu. Tapi sahabat yang sesungguhnya adalah mereka yang bisa
mengesankan, bahkan setelah lama tak jumpa mereka masih bersama, masih
menghadapi masalah bersama sama. Itu adalah sahabat real…
Sebenarnya cerita ini dibuat untuk
menunjukkan arti sahabat sesungguhnya, mana yang benar-benar sahabat lahir dan
batin, mana yang hanya sekedar teman ngobrol sharing hal-hal penting. Bahwa sangat mudah mengeluarkan kata sahabat,
menemukan, tapi sulit ketika harus mengikatnya sampai beberapa tahun peripsahan
yang akan datang.
Aku sendiri merasa bahwa sahabat adalah yang
aku miliki sekarang “SILUMAN” itu bukanlah sahabat
sekedar sharing, kami mengenal secara tidak sengaja, pernah ku ceritakan
bagaimana saat dulu kita sama sekali tak menganal satu sama lain, sampai pada akhirnya
hal yang tidak kita ingat sampai sekarang bagaimana tiba-tiba kita bisa
bersatu. Sebetulnya masa sulit ketika kelas 1 SMK, saat aku harus menjadi
satu-satunya orang yang tahu akan sebuah hal, yang gak layak. Karena belum bisa
menceritakan pada yang lain, mulanya kami berpikir cukup kita berduayang tahu,
karena mereka pasti akan marah, Antara setuju atau tidak, antara dosa kah atau
hal lain kah yang akan ku dapatkan nanti. Saat itulah saat yang sangat sulit,
ketika aku harus menguatkan hati mereka, aku piker saat itu aku bisa menguatkan
sendiri tanpa bantuan yang lain, tapi masa itu adalah saat masa yang sulit
yaitu masa dimana semua menjauh dan menyalahkan keadaan. Tapi saat aku sudah
tidak mampu menangani sendiri, aku tidak bisa berdiri sendir merekalah yang
membuat semua terasa akan baik-baik saja, hingga kami mampu menghadapi masa-masa
sulit itu. Hingga sebuah kesalahan lagi dan lagi hadir, saat itu kita berpikir
“bodohnya kita yang tidak bisa membaca arah semua ini”. Walau kita tidak
bisa mencegah kesalahan itu, yang lagi dan lagi berakhir fatal, maka saat
itulah lagidan lagi kami mampu menguatkan sat sama lain, tidak meningglakan
satu sama lain dalam masalahnya sendiri. Terus menguatkan hingga tak ada lagi
yang rubuh. Ya, hingga sekarang adalah mereka yang terus hadir dalam setiap
kesempatan, dan walau jarak kita masih jauh, sebuah hal yang butuh penguatan
bersama masih bisa kita lakukan. yang jelas, kekuatan persahabatan itu melebihi
segalanya.
Cek-Cok itu biasa karena kita dan pola
pikiran kita berbeda. Iri satu sama lain adalah juga hal yang biasa, yang luar
biasa adalah saat kita menyatukan segala itu menjadi satu hal yang tak
terbayangkan.
Semoga motivasi yang aku tulis bisa
berguna, maaf bila memang ada hal yang layakanya tidak di simak. Yang pasti ini
untuk seluruh orang yang memiliki sahabat. Ingat genggam mereka sekuat mungkin,
jangan lepaskan walau 1 detik, karena begitu kehilangan mereka maka saat itulah
kamu akan selalu merasa sendiri. Tentunya yang real sehabat. Satu hal lagi
sahabat itu gak bisa diganti dengan hal lain, dia bukan girl band / boy band
yang jika salah satu personilnya pergi maka akan ada personil penggantinya.
Sahabat itu sesulit apapun ia untuk disatukan kembali tetaplah dia sahabat.
Karena gak akan ada yang menjamah bagian sahabat yang hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar