Minggu, 02 Juni 2013

CINTA DAN BENCI



Sebetulnya judul blog ini uda pernah aku pakai sewaktu blog yang lama masih ada, tapi blog itu kini uda gak tak aktifin lagi. Karena isinya terlalu galau, bikin risi aja kalo baca. (termasuk yang nulis). Niatnya di blog baru ini maunya gak galau, maunya yang move on, tapi kalo gak nulis yang galau gitu rasanya hampar banget gitu ya? Seperti judulnya, sebenarnya gak akan jauh dari yang dulu, ya masih ada sangkut pautnya sama dulu. Untuk ku walaupun sepenuhnya uda melupakan dia, tapi rasanya patut lah dia masuk dalam cameo di blog ini, lantaran sahabat, keluarga, aku pribadi juga uda ada di sebagian tulisan, sebagai pelengkap aja deh ya?.
Dia (Niatnya mau sebutkan nama, tapi gak usah lah menjaga nama baiknya, dan menjaga keprifasian dari cerita ini sendiri = Tapi aku rasa pasti uda tau dia sipa?). Sejujurnya dia mampu mencuri hati ku, ya walaupun hanya aku yang tercuri hatinya, entah apa yang aku rasakan rasanya tiba-tiba rasa suka itu ada aja datangnya. Tak dipinta, tak disengaja, awalnya aku gak kenal basik dia, karena itu adalah firs time. Aku hanya sekedar bertanya sesuatu, saat itu mata minus ku kambuh (maklum mata orang tua). Kebetulan aku berpikir dia pasti tau, ya hanya sebatas Tanya jawab aja. Dua hari kemudian, kita uda ngobrol, lupa apa yang aku obrolkan dengan dia, ya sebatas teman lah saat itu. Entah bagaimana aku bisa mengenal dia dan menjadi dekat dengannya, yang jelas factor lokasi tempat duduk yang aku anggap mendukung kedekatan ini. (kalau biasanya tempat duduk menentukan prestasi, kalo aku gak “tempat duduk menentukan hati … auwah…..). Ya begitulah, tapi ada beberapa moment yang aku sangat ingat walau sebetulnya  momen itu adalah saat aku belum menyukainya. Saat itu aku harus mengantar surat untuk PKL. Kebetulan kita berdua berada di luar gerbang (gak berdua juga deng, ada yang lain tapi mereka sibuk dengan urusan masing-masing), dia bersandar di tembok depan gerbang sekolah sebelah utara, sendirian menanti seorang teman yang juga mau mengantar surat, kebetulan aku berada di sebelah selatan tepat di depan dia, juga sedang menanti dua orang teman yang akan mengantar surat. Saat itu aku ingat dia bertanya “ Nang UNS tho?? . Aku pun menjawab soalnya pasti itu untuk ku kan yang PKL didaerah UNS hanya kelompok q. “heembt, melu ye??”. Jawabku tanpa diikuti perasaan apapun. “( sambl senyum) aku yo meh ngeterne surat sek lagian adoh hlo.”. “hahaha, makane ayo melu, neng gon ku sek lagi tak terke nggon mu.” Jawabku sambil ketawa. “hahahah, selak ngantuk aku.” Kebetulan aku hanya melempar senyum (gak melempar batu, kalo sekarang akan ku lempar hati ku hahahhaha) karena teman yang ditunggu uda muncul dan berarti adalah waktu untuk berangkat, jadi gak ada waktu buat ngobrol lagi, dan nampaknya teman dia juga uda dating dan bahkan uda nengkreng di atas motornya. Dan aku pun langsung meluncur, saat menyebrang kebetulan dia mendahului ku lewat klakson motornya yang merdu (ceileh….. merdu katanya) dia nglurui (apa ya nglurui ki? Nyapa gitu kali ya?). Sambil menundukkan kepala dia senyum. Aku melakukan hal yang sama. Beberapa waktu setelah itu kebetulan ada hal yang emang harus komunikasi antara kita, kita sempat sms berapa waktu tapi gara-gara aku yang putri tidur sedang dia yag putra kalong, (Dia Betah Sampai Malam) saat itu aku tau itu jam menunjukkan pukul 24.00 WIB. Sms nya gak tak bales lah secara aku dah lelap. Kebetulan hobi kita sama waktu itu nonton salah satu acara yang lagi booming waktu itu. Semenjak itu kita menjadi dekat. Anggap aja kita sudah begitu dekat hingga beberapa moment yang aku pikir biar kan jadi koleksi pribadi (ntar bikin galau ).
Hingga suatu hari ada hal yang membuat ku jadi jauh dari dia, hal itu emang aku pikir sebagai pemisah diantara kita, dan itu terlalu menyakitkan sekali buat ku, because disaat itulah justru aku mulai suka sama dia. Entah bagaimana, sesaat pikiran ku bilang “kenapa pas gak dulu aja, giliran sekarang dia uda terbang dari sangkar malah aku mau mendekat itu jelas gak bakal mungkin terjadi”. Tapi inilah realita, semakin aku mencintai nya maklum sajalah kami masih berada di lokasi lumayan lama, dan lokasi kami masih sama. Benar aja pertemuan yang sering membuat aku makin cinta sama dia, entah feeling atau apa dia membuat ku jadi mulai ilfeel. Lewat tingkah dia yang aku berpikir bahwa itu berbeda dari sebelumnya saat aku masih mengenal dia sebagai teman dengan yang sekarang.
Disinilah hingga kelas XI ku berakhir aku masih menyimpan rasa suka namun diiringi rasa benci, parahnya kami masih berjumpa untuk kelas XII kembali. Aku berniat benar-benar melupakan, tapi sayang waktu masih mempertemukan kita, jadi sangat sulit melupakannya, padahal justru aku mulai benci. Anggap semua berjalan seperti itu, hingga pengumuman selesai. Sejujurnya dalam hati ingin sekali aku mengucapkan “selamat ya, kamu lulus”, tapi itu dah gak bisa walau hanya sekedar sms atau hanya berjabat tangan. Semua sudah menjadi jauh dan aku pikir “Saat inilah waktu yang tepat untuk melupakan semua, dulu terhambat oleh keseringan waktu kita bertemu, kini saatnya aku melupakan lantaran kita yang tak lagi ketemu”. Alhamdulilah seiring berjalanya waktu aku sudah mulai melupakannya, hingga saat ini aku sudah mampu melupakan nya. Tapi tetap saja sejujurnya ada satu hal yang ingin ku bicarakan padanya. “Sampai bertemu lagi di kehidupan selanjutnya”. Itu yang ingin kusampaikan sebenarnya. Tapi tak lagi dapat aku ucapkan. Tinggal menunggu masa depan aja, akan ku siapkan kata-kata selamat yang aku pikir lebih pantas emm, misalnya “Selamat ya sekarang uda jadi guru, teknisi”, atau mungkin lebih ke masa depan lagi “selamat ya, semoga bahagia, sakinah mawadah warahmah”. Dan pasti ucapan selamat itu akan ku iringi senyuman donk, turut bahagia atas semua yang akan ia capai dimasa depan. Begitu juga jika kehidupan masa depan ku tiba, ingin sekali dia juga bisa hadir dan juga mengucapkan selamat.
Itulah cinta dan benci hanya beda selembar kapas, begitu tipis kadang gak terlihat mana yang benci dan mana yang bener cinta. Walau perasan ini belum terutarakan tapi setidaknya menjadikan dia sebagai bagian dari sebuah tulisan adalah cara yang terbaik untuk menyimpan kenangan biar gak termakan rayap. Memang sudah benar-benar melupakan dia, tapi bukan berarti kini aku membencinya, tak meninggalkan sedikit pun kenangan yang lalu direlung hati juga bahkan hanya sekedar nomor HP pun kini tak lagi kumiliki. Hanya sebatas menghapus saja, jika someday kita berdua bia dipertemukan kembali, jelas tentu akan terasa berbeda. Dan tak akan ku tutupi kemungkinan bagaimana aku bisa akan kembali padanya. Tak akan hanya lewat selamat mungkin akan lebih ampuh jika kita berdoa. Ya, Hanya berdoa, ini adalah salah satu doa yang aku selipkan di setiap sholat , hanya doa tambahan aja sich,
Ya allah ya Tuhanku, ku titipkan doa ku untuk nya, semoga dia bahagia, semoga apa yang ia kerjakan masih dalam koridor sebagai laki-laki yang ku kenal dahulu walau aku yakin sekarang ini dia sudah dewasa. Berikanlah dia kemudahan dalam segala urusan, semoga kesuksesan datang padanya. Trimakasih menghadirkan dia dalam hidupku walau hanya sebagai teman, jika engkau berkenan pertemukan hamba kembali dengannya suatu hari nanti, bahkan hanya sekedar mengucapkan selamat atas apa yang ia raih dan aku raih di masa depan, jika pun kami dipertemukan dengan masing-masing orang yang berbeda, bahagia kanlah kami dengan pilihan masing-masing. Semoga apa yang aku sampaikan bisa sampai padanya. Aminn ” (Doanya agak melo dikit sich).
Dan ini adalah salah satu doa yang dimana aku menunggu keajaibannya dari sebuah doa dari berbagai doa yang sangat ingin ku buktikan keajaibannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar